Tauladan para Isteri
Inilah sosok wanita yang tidak kalah supernya, beliau merupakan istri al amin, Muhammad.
Butuh keberanian yang tinggi untuk ‘nembak duluan’ bagi seorang wanita, Khadijah yang memang melihat keistimewaan dan budi pekerti yang luhur dari Muhammad, tentu tidak ingin kehilangan kesempatan untuk bersanding dengan sosok seperti Muhammad. Dan tentu saja, apa yang dilakukannya membutuhkan mental baja, terlebih dengan backgroundnya sebagai janda. Tapi apakah perbuatannya itu membuat dirinya menjadi hina? Tidak sama sekali.
Gambaran sosok Khadijah sebenarnya cukup simpel, Khadijah adalah teladan sejati para istri dalam rangka ketaatannya pada suami. Khadijah adalah wanita pertama yang mengakui kenabian suaminya, karena memang dia yang paling paham karakter dan sifat dari suaminya.
“Demi Allah, sesungguhnya Allah selamanya tidak akan pernah menghinakanmu. Demi Allah sungguh engkau telah menyambung tali silaturahim, jujur dalam berkata, membantu orang yang tidak bisa mandiri, engkau menolong orang miskin, memuliakan (menjamu) tamu, dan menolong orang-orang yang terkena musibah” (HR Al-Bukhari I/4 no 3 dan Muslim I/139 no 160).
Dan kita semua tahu bagaimana support terbaik diberikan Khadijah kepada baginda rasul, dengan konsekuensi yang tidak murah dan mudah. Hampir semua harta yang ia dan Nabi Muhammad miliki, digunakan untuk pergerakan dakwah Islam. Ia rela membersamai Rasulullah selama 3 tahun dalam embargo ekonomi dan sosial yang dilakukan kaum kafir Quraisy, coba sejenak kita bayangkan kondisi embargo yang membuat Bani Hasyim harus makan rumput kasar padang pasir. Dan Ia, tetap setia, sekali lagi, ia tetap setia kawan.
“Dia (Khadijah) beriman kepadaku di saat orang-orang mengingkari. Ia membenarkanku di saat orang mendustakan. Dan ia membantuku dengan hartanya ketika orang-orang tiada mau”. (HR. Ahmad).
Wajar jika baginda rasul sendiri tidak bisa menduakan Khadijah selama ia hidup, padahal Rasul mampu melakukan itu. Bahkan setelah Khadijah wafat pun butuh waktu lebih dari 1 tahun bagi baginda rasul sampai kemudian menikah lagi. Memang ada seorang laki-laki yang mampu menyakiti hati dan melupakan sosok seperti Khadijah? Penulis rasa tidak ada.
Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Belum pernah aku cemburu kepada istri-istri nabi lainnya kecuali kepada Khadijah, padahal aku belum pernah bertemu dengannya.” Ia melanjutkan setiap kali Rasulullah menyembelih seekor kambing beliau berkata ”Kirimlah daging ini kepada teman-teman Khadijah!” Pada suatu hari aku membuat beliau marah. Aku berkata:”Khadijah?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata:”Sesungguhnya aku telah dianugerahi rasa cinta kepadanya.” (HR. Muslim).
Jangan tanya tentang kemandirian yang ada pada diri Khadijah. Dialah salah satu saudagar Mekah yang sukses, sebuah pelajaran penting bagi kaum hawa untuk menjadi pribadi yang mandiri dan profesional. Rumah tangga yang di bangun bersama Muhammad pun termasuk rumah tangga yang santun dan dewasa karena dalam keberjalanannya tidak pernah sekalipun mereka beradu kata-kata kasar, apalagi hujatan. Bahkan Khadijah tidak pernah ‘manyun’ di hadapan Muhammad, pun setelah ia diangkat menjadi Rasul. Khadijah benar-benar menjadi teladan sejati para istri.
Dan setiap apa yang dilakukannya mendapatkan balasan terbaik dari Rabbnya. Bersabda Rasulullah saw: “Wahai Khadijah, ini malaikat Jibril telah datang dan menyuruhku untuk menyampaikan salam dari Allah kepada-mu dan memberikan kabar gembira kepadamu dengan rumah yang terbuat dari kayu, tidak ada keributan dan rasa capai di dalamnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan