Namimah dan Ghibah saat Puasa

Sahabat SantriLampung yang dirahmati Allah, selain menahan diri dari yang membatalkan puasa secara formal seperti makan, minum, atau berhubungan badan, orang yang sedang berpuasa juga semestinya bisa menjaga mulut dari tindakan tercela seperti dusta, menghasut, mengghibah. Larangan ini yang kerap diabaikan oleh banyak mereka yang berpuasa.

Larangan ini pun lebih berat dari sekadar menahan makan dan minum. Nafsu untuk berdusta dan menghasut sepertinya dilampiaskan tanpa sadar. Namun demikian semua sifat tercela itu tidak berarti dijauhi ketika sedang berpuasa. Di luar puasa itu ketentuan ini berlaku.

Lalu bagaimana dengan mereka yang berpuasa tetapi membiarkan mulutnya melakukan tindakan tercela. Syekh Said Muhammad Ba'asyin dalam Busyrol Karim mengatakan sebagai berikut.

ويتأكد له أي للصائم من حيث الصوم، وإن وجب لذاته ترك الكذب والغيبة وإن أبيحا لنحو إصلاح أو تظلم، فيسن تركهما. بخلاف الواجبين ككذب لإنقاذ مظلوم وذكر عيب خاطب توقفت النصيحة عليه وحفظ جوارحه من كل منهي عنه لخبر البخاري "من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه". وخرج بزيادتي من حيث الصوم نحو النميمة والكذب والغيبة لذاتها فيجب تركها، فهي يجب تركها لذاتها، ويسن للصوم.

Baca juga :

Dusta dan ghibah semestinya dijauhi terutama oleh mereka yang sedang berpuasa meskipun menjauhi dua sifat tercela itu pada substansinya memang wajib. Sekalipun keduanya terpaksa dibolehkan untuk kepentingan mendamaikan pihak bertikai atau kepentingan bercerita terkait penganiayaan yang dilakukan seseorang, maka orang yang berpuasa sebaiknya menghindari dua jalan tadi.

Berbeda dengan dusta dan ghibah yang wajib ditempuh seperti dusta demi menyelamatkan orang yang teraniaya, menyebut 'aib khatib yang nasihatnya lebih tepat diarahkan untuk dirinya juga, dan dianjurkan juga menjaga setiap anggota badan lainnya dari perbuatan yang dilarang agama berdasar pada hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, "Orang yang tidak menjauhi perkataan dusta dan mengamalkan dustanya, maka tidak ada hajat bagi Allah untuk menilai puasanya di mana ia bersusah payah seharian menjauhi makanan dan minuman".

Namimah (menghasut), dusta, dan ghibah (membicarakan biasanya aib orang lain) di luar kaitannya "Dalam keadaan puasa"-tambahan saya, pada substansinya memang wajib dijauhi. Artinya semua sifat tercela itu wajib dijauhi bukan karena kita sedang berpuasa, tetapi memang semua itu sifat tercela yang wajib dijauhi kapanpun terlebih lagi ketika kita sedang berpuasa. 


Sahabatku ketika hendak melakukan namimah atau ghibah maka fikirkanlah ini ;

عن خذيفة قال رسول الله لايدخل الجنة قتات متفق عليه وفى روية قال رسول لايدخل الجنة نمام رواه المسلم

Artinya : Dari Huzaifah Rosulullah bersabda "Tidak akan masuk syurga orang yang melakukan ghibah". (Mutafaqun alaih) dan dalam riwayat Rosulullah bersabda "Tidak akan masuk syurga orang yang melakukan namimah (adu domba)". (Riwayat Muslim).

Sahabatku, ada kisah menarik di zaman nabi Musa tentang bagaimana Allah mentaati peraturan untuk tidak ghibah dan namimah. Kita tahu bahwa Nabi musa adalah nabi yang bergelar kalimullah salah satu nabi yang dapat berbicara dengan Allah, Suatu hari Nabi Musa melakukan shalat Istisqa' meminta hujan, tetapi Allah tidak mengindahkan permintaan nabi musa beserta ummatnya, lalu nabi musa protes kepada Allah, "Ya Allah, kenapa saya dan ummat saya minta hujan tidak diijabah?", Allah menjawab "Karena ada dari ummatmu yang senang ghibah dan  namimah", lalu Musa berkata  "Kasih tahu saya ya Allah biar saya suruh keluar dari barisan shalat istisqa'", Allah menjawab "Ya gak bisa musa, wong Saya mengharamkan ghibah dan namimah". "La terus bagaimana ini solusinya?" Tanya musa, Allah menjawab "Datangilah "Barah" dan mintalah doa darinya". Barah adalah hamba Allah (wali) yang nylenEh tapi lisannya tajam. 

Wallahu a'lam

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
72464 24608 74672

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk