Perawan itu rasanya Seger


Sahabat SantriLampung yang dimuliakan Allah, berbicara perawan maka seger, enaaak, anget, hal ini bukan berdasarkan pengalaman tetapi berdasarkan hadits Rosulullah di bawah ini. 

Sebelumnya mari kita telisik apa makna perawan. Keperawanan atau perawan merupakan status  seseorang yang belum pernah melakukan persetubuhan. Beberapa budaya maupun tradisi agama menempatkan keperawanan sebagai suatu kehormatan, yang umumnya disandang oleh perempuan yang belum menikah. (Wikipedia) Nah dari pengertian keperawanan di atas maka makin jelas bahwa perawan itu Enak gEsss.

عليكم بالابكار فإنهن اعذاب وافواها وأنتق أرحاما واسخن اقبالا وأرضى باليسير من العمل   رواه ابو نعيم عن ابن عمر

Baca juga :

Artinya: Kawinilah oleh kalian perawan, karena perawan itu lebih segar mulutnya, lebih subur peranakannya, lebih hangat kemaluannya, dan lebih rela dengan nafakoh yang sedikit. Riwayat Abu Naim melalui lbnu Umar ra.

Abkaar, bentuk jamak dari bikrun, artinya perawan. Antaqu arhaamnan, lebih bersih peranakannya, maksudnya lebih subur peranakannya. Askhonu aqbaalan, lebih hangat farjinya. Lafaz Aqbal adalah bentuk jamak dari lafaz Qubul, artinya farji atau kemaluan. 

Hadis ini menganjurkan kepada kita bahwa jika kita hendak kawin, pilihlah yang masih perawan karena alasan-alasan yang disebut kan di atas. Selain itu juga menunjukkan kepada kita tentang keistimewaan kemaluan yang masih perawan. Juga memberikan pesan moral kepada para anak anak perempuan agar memelihara kesucian perawannya sampai menikah.


Demikian semoga bermanfaat.

Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
74633 25748 76842

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk