7 Wasiat Rosulullah
Sahabat SantriLampung yang dirahmati Allah, suatu ketika Rosulullah memberi wasiat kepada sahabatnya Abu Dzar Al Ghifari dimana waaiat tersebut juga merupakan wasiat yang harus dilaksanakan oleh seluruh ummat. Dan bila kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan akan menjadi prestasi kita dihadapan Rosul kelak selain itu juga mendapat fahala serta keutamaan karena ittiba Rosul. Diantara yang menjadi wasiat beliau adalah ;
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا.
Dari Abu Dzar Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal:
(1) Supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka,
(2) Beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawah dan tidak melihat kepada orang yang berada di atas,
(3) Beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku,
(4) Aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah),
(5) Aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit,
(6) Beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan
(7) Beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia”.
Demikian 7 wasiat Rosulullah yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat dan semoga kita diberi kekuatan oleh Allah untuk dapat mengaplikasikannya semata mata mengharap ridho Allah. Amiin.
Ref____
Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh imam-imam ahlul-hadits, di antaranya:
1. Imam Ahmad dalam Musnadnya (V/159).
2. Imam ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul-Kabîr (II/156, no. 1649), dan lafazh hadits ini miliknya.
3. Imam Ibnu Hibban dalam Shahîh-nya (no. 2041-al-Mawârid).
4. Imam Abu Nu’aim dalam Hilyatu- Auliyâ` (I/214, no. 521).
5. Imam al-Baihaqi dalam as-Sunanul-Kubra (X/91).
6. Dishahîhkan oleh Syaikh al-‘Allamah al-Imam al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albâni rahimahullah dalam Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 2166).

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan