Kisah Adzan

Masalah Shalat, Masalah Adzan, Sejarah Adzan, Kisan Adzan

Imam Syafi'i berkata: Diriwayatkan dari Abdul Aziz bin Abdul Malik bin Abi Mahzurah, bahwasanya Abdullah bin Muhairiz mengkhabarkan kepadanya (ia adalah anak yatim dalam pangasuhan Abu Mahzurah): Ketika ia dibawa ke negeri Syam (Syiria), Abdullah bin Muhairiz berkata, "Saya bertanya kepada Abu Mahzurah, 'Wahai paman, saya akan pergi ke negeri Syam dan saya takut akan ditanya tentang adzanmu, maka kabarkanlah kepadaku?'"

Abu Mahzurah menjawab, "Baiklah! Ketika saya keluar dalam suatu rombongan, lalu kami berada pada sebagian jalan Hunain, kami mendapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang balik (kembali) dari Hunain, maka kami bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada sebagian jalan tersebut. Lalu muadzin Rasul shallallahu 'alaihi wasallam mengumandangkan adzan di samping beliau untuk memberitahukan masuknya waktu shalat. Kami mendengar suara adzan itu sedangkan kami dalam posisi duduk bersandar, lalu kami berteriak menirunya serta mempermainkannya. Rasul shallallahu 'alaihi wasallam pun mendengar suara itu dan mengutus seseorang kepada kami agar kami datang menghadapnya. Setelah itu Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bertanya, 'Siapakah di antara kalian yang aku dengar suaranya meninggi?

Seluruh orang dalam rombongan itu menunjuk kepada saya, dan memang mereka itu benar, lalu Rasul shallallahu 'alaihi wasallam melepaskan mereka semua dan menahan saya.

Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berkata, 'Berdirilah dan beradzanlah untuk shalat'.

Lalu saya pun berdiri. Tidak ada satu pun yang lebih saya benci daripada Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dan dari apa yang diperintahkannya kepada saya. Maka saya berdiri di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam, lalu beliau sendiri yang mengajarkan kepada saya cara beradzan. Beliau bersabda, 'Ucapkanlah; Allahu Akbar, Allahu Akbar. Allahu Akbar, Allahu Akbar. Asyhadu allaa ilaha illallah, Asyhadu alla ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadar-rasulullah, Asyhadu anna Muhmmadar-rasulullah'.

(Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada saya, 'Sekarang ulangi dan panjangkan suaramu' Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan, 'Asyhadu allaa ilaha illallah, Asyhadu alla 'ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadar-rasulullah, Asyhadu anna Muhammadarasulullah.) Keterangan yang terdapat dalam kurung dikutip oleh penerjemah dari kitab asli Al Umm. Penerjemah merasa perlu menukilnya untuk pembaca, mengingat bagian ini merupakan bagian paling penting yang membedakan madzhab Imam Syafi'i dari madzhab lainnya mengenai adzan. Yakni, mengucapkan dua kalimat syahadat sebanyak empat kali yang dikenal dengan adzan tarjii'. Wallahu a'lam.

Hayya alash-shalah, hayya alash-shalah. Hayya alalfalaah, hayya alal falaah. Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa ilaaha Illallah''.

Kemudian beliau memanggil saya ketika selesai adzan, lalu memberikan saya sebuah pundi yang di dalamnya ada sedikit perak. Kemudian beliau meletakkan tangannya di atas ubun-ubun Abi Mahzurah, lalu melewatkannya di depan wajahnya kemudian ke jantungnya hingga sampai ke pusar Abu Mahzurah. Kemudian Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Semoga Allah memberi keberkahan padamu, dan semoga Allah memberi keberkahan atasmu.

Lalu saya berkata,' Wahai Rasulullah, perintahkanlah saya melakukan adzan di Makkah!' Beliau menjawab,' Aku sudah memerintahkan kepadamu dengan adzan itu'.

Maka, hilanglah segala kebencian kepada Rasulullah, semua itu telah berganti dengan kecintaan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Baca juga :

Lalu saya datang kepada Attab bin Asid, pembantu Rasul shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian melakukan adzan atas perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

Ibnu Juraij berkata, "Dikhabarkan kepada saya yang demikian itu oleh orang yang saya jumpai dari keluarga Abu Mahzurah." HR. Nasa'i, pembahasan tentang adzan, bab "Cara Adzan", hal 5, juz 2, jilid 1, dan Tartib Musnad Imam Syafi'i, pembahasan tentang Shalat, bab "Adzan", hadits no. 117,hal 59, juz 1.

Imam Syafi'i berkata: Saya mendengar ia beriqamat,

Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Asyhadu alla ilaaha illallah.

Asyhadu anna Muhammadar-rasulullah.

Hayya 'alaah-shalaah.

Hayya 'alalfalaah.

Qad qaamatish-shalaah, qad qaamatish-shalaah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar

Laa ilaaha illallah.

Imam Syafi'i berkata: Saya tidak memandang sunah membaca At-tatswib (membaca Ash-shalatu khairun minan-naum) sebanyak dua kali pada shalat Subuh dan lainnya, karena Abu Mahzurah tidak meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau memerintahkan At-tatswib. Maka, saya memandang makruh menambah pada adzan dan sesudah adzan.

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
72790 24743 74998

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk