Surat Tanah untuk Tuan



Hai manusia, Izin memperkenalkan diri Namaku tanah... sekalipun bercampur dengan kotoranmu aku makhluk Allah yang suci. Karena aku tercipta dengan fasilitas fitrah layaknya malaikat, aku dicipta tanpa nafsu, aku hanya bisa taat dan patuh pada takdir dan hukum penciptaku yakni Allah Azza wa Jalla. aku lebih abadi dari dapuranmu wahai manusia, buka dalam kitab aqidah buka bab mahluk mahluk Allah yang abadi.

Hai manusia, Bacalah tulisan jemari kekasihku yang sedang menulis tentang aku namanya Kholil Khoirul Muluk. Insha Allah dia sahabatku kelak di perutku, karena ia Ahli kalam Tuhanku dalam membaca dan memahami maqosidul ayat. Renungilah pesannya tentang aku. Supaya kamu tidak lupa dan tidak menjadi manusia yang liar. Sebab engkau diciptakan dengan sifat lupa dan salah, kewajibanmu untuk ibadah dan untuk melawan lupa, serta membenarkan yang benar dan menidak-benarkan yang tidak benar. Mengajak kepada yang makruf dan mencegah hal hal yang mungkar. Seterusnya dan seterusnya bukaklah hukum-hukum Allah dalam Al Qur'aan. ojo mung sibuk dunyo wae. ojolali wis meh mati. Sangumu mati ojo lali dicepakno.

Wahai manusia, sekali lagi perkenalkan aku tanah atau bumi yang kini kau pijak, Ingat manusia, kamu itu bukan mahluk abadi, Bukankah kamu tahu, Adam Manusia yang sekaligus Nabi pertama yang Allah Ciptakan? Tahu kan ? Dari Sejak saat Adam diturunkan ke bumi, buminya ya masih aku ini. Bukankah aku masih lebih abadi dari dapuranmu?

Wahai manusia, Dari mana bahan baku untuk menjadikan kamu? Bukankah dari saripati tanah yang lalu oleh Allah dibentuk menjadi sperma dan sel telur ? 

Wahai manusia, dari mana yang engkau makan ? Bukankah dari sesuatu yang tumbuh dari punggung-punggungku ? 

Wahai Manusia, Selama bernyawa engkau halalkan segala cara hanya demi kesenangan dunia yang bersifat fana lagi semu, engkau hilangkan hukum hukum tuhanmu seakan akan tuhan tolol lagi dungu, hidup se-enak jidatmu Hukum Tuhan tidak diberlakukan. 

Wahai manusia, di mana engkau melupakan penciptamu? Dipunggungku juga!, Dosa apa aku padamu sehingga kamu menzalimi punggungku dengan kemungkaranmu?

Baca juga :

Engkau berbuat semau-mau-mu, engkau lupa bahwa perbuatanmu dibawah persaksianku? Apakah juga kau lakukan banyak kebatilan dan  kejahilan di atas punggungku? Bukankah engkau tahu bagaimana dahsyatnya amuk ku? Itu belum seberapa dibanding Amuk Allah Tuhanku.

Engkau kufur terhadap fitrah istimewa yakni akal dan hati? Kau abaikan ketidak benaran? Engkau lupa menyeimbangkan antara nikmat yang kau terima dan rasa syukurmu. yang semestinya kau wujudkan keseimbangannya. Apa kau mengira Allah penciptaku itu Buta dan Tolol ?

Apa engkau lupa wahai manusia, tentang Kalam Allah nan Agung yang telah mengingatkan :

"Wahai Manusia Silahkan berlaku semau-mau-mu yang diluar aturan main-Ku, tapi carilah tempat selain tempat ciptaan-Ku dan carilah tempat yang Aku tidak bisa melihat kejahatan/kebatilanmu" 

begitu lebih kurang Allah telah menjelaskan.

Wahai manusia, engkau tak bisa berpisah dariku terlalu lama, kau berjalan di atas punggungku, tapi kenapa engkau lupa!... engkau melupakan aku seakan-akan aku tiada menyaksikan kejahilan dan kebatilanmu. Engkau lupa kalau engkau akan berbaring kaku tak berdaya di dalam perutku dalam waktu yang sangat lama. Engkau lupa kalau bangkaimu akan aku himpit diperutku seorang diri. Engkau lupa pasukanku akan menghancurkan bangkaimu. Bagaimana jika dalam kondisi engkau dalam perutku di gerogoti kalajengking, cacing tanah, terjepit, Engkau tidak takut bila dalam pada itu engkau dihidupkan Allah? Digerogoti kala jengking di makan cacing jasmanimu hidup diperutku, Apa kamu tidak pernah mendengar Innalloha sadidul iqob, Innalloha sadidul 'adaab. 

Bukankah engkau menyaksikan bagaimana tersiksanya orang diabetes? Dan seterusnya.... bukankah engkau bisa membaca ... Bagaimana agamanya? bagaimana ibadahnya? bagaimana ia menerapkan hukum hukum Allah? Seterusnya dan seterusnya... sementara kebanyakan dari kamu membaca hal itu terjadi karena faktor keturunan, karena salah makan, dan lain lain. Kamu tahu  kenapa itu terjadi? Karena kamu tidak pernah memahami Innalloha ala kulli syai-in qodir.

Hai Manusia, Bukankah kematian Nabi Adam alaihi salam masih dapat di ambil i'tibar... sudah berapa ribu tahun itu beliau wafatnya hingga hari ini. 

Wahai Manusia kembalilah pada naluri kebenaran. Jika kamu tidak lekas membenarkan ketidakbenaran maka siap siaplah untukbmati tidak benar (su'ul khotimah).


Bahan Renungan disusun oleh : Mbah Kholil Al Andalasi

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
72151 24434 74359

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk