Meneladani Ulama yang Disiplin Waktu

Kepada siapa kita akan mencontoh pemanfaatan waktu terbaik? Kepada siapa lagi jika tidak kepada para Nabi, sahabat, dan tentunya para ulama sebagai pewaris nabi.


Mari sedikit luangkan waktu untuk melihat secara lebih dekat beberapa hasil karya tulis ulama terdahulu. Mereka mampu menulis kitab sedemikian banyak dengan bahasan yang sangat lengkap.


Jika diukur menggunakan rasio, jelas umur mereka tidak cukup untuk menulis buku sebanyak itu. Tetapi fakta telah berbicara bahwa pendeknya umur tak membuat mereka gagal melahirkan karya besar yang sebenarnya sangat membutuhkan umur panjang.


Imam Bukhari 16 tahun berjalan mengumpulkan hadits Nabi dengan tidak melewatkan penulisan satu haditspun kecuali diawali dengan sholat dua raka'at. Fakhruddin Al-Razi menulis tidak kurang dari 120 judul buku dalam berbagai macam bidang kajian ilmu. Demikian pula dengan Imam Ghazali, Ibn Khaldun dan ulama-ulama lainnya.


Sungguh benar-benar sangat mengagumkan. Padahal zaman itu belum ada alat percetakan dan komputer seperti sekarang. Lantas, mengapa mereka mampu? Tidak lain karena dorangan iman mereka yang selalu mendorong segenap daya dan upaya untuk memanfaatkan umur mereka detik demi detik dengan amal, karya dan bakti.

Baca juga :


Bahkan beberapa sangat cermat dalam memilih makanan hanya karena persoalan waktu. Seperti diceritakan Abu Nu'aim dalam Hilyatul Auliya misalnya, Dawud Ath-Thusi lebih suka minum "fatit" (sop roti) daripada makan roti.


Ketika ditanya alasannya, beliau menjawab, "Perbedaan waktu untuk mengunyah roti dan minum sop roti itu cukup untuk membaca lima puluh ayat suci al-Qur'an".


Subhanallah, betapa sangat luar biasanya para ulama terdahulu dalam memanfaatkan waktu. Dengan demikian, sudah sepatutnya, kita umat Islam akhir zaman mencontoh apa yang telah ditauladankan para ulama. Jadi, jangan banyak buang waktu dengan urusan sia-sia apalagi mengundang murka Allah Ta'ala.


Itu baru sebagian ulama saja yang ane paparka disini gaess untuk tamsil i'tibar... ente bisa melihat sejarah ulama ulama lain dan perjuangannya untuk Islam seperti Muhammad bin Idris dengan kitab-kitabnya serta perjalanan ijtihadnya dalam memperjuangkan hukum Allah. Disiplin waktu disini bukan disiplin waktu yang hanya untuk urusan duniawi akan tetapi disiplin waktu untuk meraih keuntungan besar di akhirat dan bukan kebuntungan. 


Tujuan dari khasanah ini adalah untuk merefleksi memberi motivasi membangun kesadaran. Betapa telah ruginya kita selama ini... menyia-nyiakan waktu hanya untuk kepentingan dunia yang sementara... menyia-nyiakan waktu hanya untuk mengorek ngorek kesalahan tetangga dan kawan. Apa persembahan kita untuk agama kita? Karya apa yang sudah kita hasilkan? Apakah cukup dengan berkata "saya beriman?"...

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
73258 25067 75467

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk