Al Hayatut Thoyibah
Sahabat SantriLampung yang dimuliakan Allah dengan segala nikmat, Al Hayatut Thoyibah adalah hidup yang baik, atau pola hidup yang sesuai dengan aturan main Allah, yakni hidup semata-mata mencari cara agar Allah senantiasa ridho, caranya dengan melaksanakan apa apa yang diwajibkan; dan menjauhi segala apa yang dilarang serta mensyukuri fitrah hidup dengan mentaati Allah.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
{مَن عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [النحل٩٧]
"Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan untuknya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (an-Nahl: 97)
Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan, ketika menerangkan makna ~ الحياة الطيبة~ (Kehidupan Yang Baik), itu adalah:
❶ Rezeki yang halal
Seorang muslim yang hidupnya baik sangat memperhatikan sekali kehalalan segala sesuatunya. Dan baginya rezeki halal itu harga mati. Karena rezeki yang tidak halal itu berbahaya dan membahayakan pertanggunganjawab ketika di Mizan. Pula ia bisa menjadi sumber malapetakan bagi terpeliharanya jasmani yang sehat. Dapat menjadi sebab berbagai penyakit hinggap dalam tubuh.
❷ Sifat qana'ah (merasa cukup).
Lalu seorang yang hidupnya baik itu selalu merasa cukup dengan segala pemberian Allah. Dalam hal apasaja; Rezeki, Nasib, Jodoh, dan Batas Umur.
❸ Taufik dari Allah ta'ala untuk melaksanakan beragam amal ketaatan. Karena ketaatan-ketaatan itu akan menghantarkan seorang hamba menuju keridhaan-Nya.
Seseorang yang dalam hayatut thoyibah tidak pernah lelah meminta hidayah dan taufik dari Allah agar senantiasa istikomah melaksanakan ibadah, mengingat taat ibadah itu sangat berat ditambah lagi dengan banyaknya godaan dan kesibukkan.
❹ Al-Jannah. Sebagian para ulama mengatakan bahwa ini adalah merupakan kebahagiaan yang hakiki.
Seseorang yang dengan hayatut thoyibah, beranggapan bahwa sebahagia-bahagianya hidup di dunia itu belumlah kebahagiaan yang hakiki, kebahagiaan yang sementara dan lalu akan sirna, sehingga ia selalu masih perlu dengan kebahagiaan yang hakiki yakni Al Jannah kehidupan syurga yang abadi. Atau kebahagiaan yang level tinggi yakni dapat menjumpai Dzat Allah bersama orang orang sabar dan para nabi.
Tafsir al-Qurthubi 10/174 sarah Mbah Kholil Al Andalasi.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan