Hadits dari sedikit banyaknya Perawi

Dalam disiplin Ilmu Hadis, para Ulama ahli hadis telah membagi hadis dari segi jumlah rawi atau kuantitas periwayat menjadi dua macam ....

Dalam disiplin Ilmu Hadis, para Ulama ahli hadis telah membagi hadis dari segi jumlah rawi atau kuantitas periwayat menjadi dua macam yaitu Hadis Mutawatir dan Hadis Ahad. Pembagian keduanya berdasarkan batasan jumlah rawi pada setiap thobaqoh. Jika jumlah rawi pada setiap thobaqoh tak terbatasi, maka disebut hadis Mutawwatir.


Baca juga :

Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi

  • Hadits Mutawatir Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu juga. Berdasarkan itu, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu hadits bisa dikatakan sebagai hadits Mutawatir:

    1. Isi hadits itu harus hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera.
    2. Orang yang menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut ada kebiasaan, tidak mungkin berdusta. Sifatnya Qath'iy.
    3. Pemberita-pemberita itu terdapat pada semua generasi yang sama.

  • Hadits Ahad Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Sifatnya atau tingkatannya adalah "zhonniy". Sebelumnya para ulama membagi hadits Ahad menjadi dua macam, yakni hadits Shahih dan hadits Dha'if. Namun Imam At Turmudzy kemudian membagi hadits Ahad ini menjadi tiga macam, yaitu:
    • Hadits Shahih  Menurut Ibnu Sholah, hadits shahih ialah hadits yang bersambung sanadnya. Ia diriwayatkan oleh orang yang adil lagi dhobit (kuat ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak mu'allal (tidak cacat). Jadi hadits Shahih itu memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
    1. Kandungan isinya TIDAK bertentangan dengan Al-Qur'an.
    2. Harus bersambung sanadnya
    3. Diriwayatkan oleh orang / perawi yang adil.
    4. Diriwayatkan oleh orang yang dhobit (kuat ingatannya)
    5. Tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih)
    6. Tidak cacat walaupun tersembunyi.
      • Hadits Hasan ialah hadits yang banyak sumbernya atau jalannya dan dikalangan perawinya tidak ada yang disangka dusta dan tidak syadz.

      • Hadits Dha'if ialah hadits yang tidak bersambung sanadnya dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil dan tidak dhobit, syadz dan cacat.
    image_title
    Pasang Iklan
    Print Friendly and PDF
    71043 23859 73251

    Mau donasi lewat mana?

    Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
    REK (90000-4648-1967)
    Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
    Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

    Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

    Donasi

    BANK Mandiri 9000046481967
    an.Kholil Khoirul Muluk