Hal ihwal Rabu Wekasan
Sahabat SantriLampung ada pertanyaan dari saudara kita tentang hal yang berhubuhgan dengan bulan safar.
1. Apa itu Rabu Wekasan [?]
2. Bagaimana hukum tentang amalan Rabu wekasan [?]
Masyhur Rabu Wekasan adalah istilah untuk hari Rabu di akhir bulan Shafar. Bulan Shafar tidak beda dengan bulan yang lainnya. Bukan bulan bencana dan bukan bulan sial. Kita tidak boleh mempercayai adanya bulan sial. Bulan sial adalah bulan seorang hamba melakukan kemaksiatan.
Adapun berita tentang adanya ribuan bala bencana di hari itu bukanlah berita dari Nabi Muhammad. Itu hanya ungkapan sebagian orang shaleh dan bukan hadits Nabi.
Yang mau mempercayai perkataan orang saleh tidak salah (hukumnya boleh), akan tetapi dengan dua syarat:
- Jangan disandarkan kepada Nabi Muhammad.
- Perkataan tersebut tidak bertentangan dengan syariat Nabi Muhammad. Tentang bala bencana bisa saja diucapkan oleh seorang saleh dari ilham. Masalah ilham telah disepakati keberadaannya seperti disebutkan dalam Al qur'an.
Bagi yang tidak mempercayai juga tidak ada masalah, sebab kita tidak wajib percaya kepada orang yang mengaku mendapatkan ilham. Yang tidak diperkenankan adalah kurang ajar kepada orang saleh. Artinya, bagi yang tidak percaya silakan, asal tetap menjaga tatakrama kepada orang shaleh tersebut.
Bagi yang tidak mempercayai, berprasangka baiklah kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Semoga di hari Rabu Wekasan Allah turunkan rahmat kepada kita serta tingkatkan ibadah dan jauhi maksiat, agar Allah senantiasa menjaga kita. Bagi yang mempercayai juga tidak perlu cemas dan berprasangka buruk kepada Allah, sebab bencana apapun yang diturunkan hanya akan menimpa orang yang berprasangka buruk kepada Allah dan yang dikehendaki oleh Allah.
Adapun amalan yang seyogyanya dilakukan adalah tidak beda dengan amalan di hari-hari yang lainnya. Perbanyaklah sedekah, jangan tinggalkan di setiap hari untuk shalat hajat, agar dijauhkan dari bencana dan agar dikaruniai nikmat dan rahmat oleh Allah.
Atau bisa juga tabarukan dengan melakukan amalan lain yang dianjurkan di Rebo Wekasan adalah menulis 7 ayat Salamun setelah shalat Ashar.
سَلَٰمٌ قَوْلًا مِّن رَّبٍّ رَّحِيمٍ
“Salamun qaulam mirrabir Rahim” (QS Yasin: 58)
سَلَٰمٌ عَلَىٰ نُوحٍ فِى ٱلْعَٰلَمِينَ
"Salamun alaa nuhin fil aalamiin" (QS As-Saffat: 79)
سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ
“Salamun alaa Ibrahim” (QS As Saffat: 109)
سَلَٰمٌ عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ
“Salamun alaa musa wa harun” (QS As Saffat: 120)
سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِلْ يَاسِينَ
“Salamun alaa ilyasin” (QS As Saffat: 130)
سَلَٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ
“Salamun Alaikum Thibtum Fadhkhuluha Khalidun” (QS Az-Zumar: 73)
سَلَٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ
“Salamun Hiya Hatta Mat La'il Fajr” (QS Al-Qadr: 5)
“Caranya, ditulis di kertas atau piring yang bersih dengan spidol atau sesamanya yang kira-kira tulisan tersebut bisa luntur. Kemudian, tuangkan air dan diaduk sambil membaca shalawat, setelah itu diminum,”

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan