Wahai diriku
Penuh dengan rasa sayang wasiat ini disampaikan kepadamu wahai diriku sesuai pepatah;
"sebelum kita berkasih sayang ditengah masyarakat eloklah bila sayangi diri terlebih dahulu."
Disampaikannya wasiat ini padamu dengan maksud agar dirimu semakin berhati-hati dalam mengemban fitrah hidup ditengah zaman yang penuh dengan fitnah dan mafsadah (kerusakan).
Wahai diriku, Tidak makan enak hari ini, kamu masih punya harapan "Insha Allah esok ataulah lusa makan enak, bisa juga berharap minggu depan, bulan depan insha Allah akan ada rezeki untuk bisa merasakan makanan yang Enak", yang ingin saya tautkan dari peng-andai-an itu ialah mengenai perihal Mati atau kesudahan, Mati tak sama seperti makan, ia terjadi cuma sekali dan tak ada kesempatan untuk berharap mati lebih baik. jika kematian itu sudah terjadi dan naudzubillah jika mati sudah terlanjur mengenaskan (suul khotimah) akibat dari perbuatan zalim, maka tak ada lagi kesempatan untuk mati husnul khotimah.
Bahkan Allah singgung dalam surat yaasiin, Nanti banyak orang yang setelah matinya ingin dihidupkan kembali dan ia berjanji akan hidup menjadi lebih taat lagi lebih baik lagi dalam ibadah dan lebih baik lagi dalam beraqidah dan bersedekah. Tapi Allah gak mau dengar pengharapan orang-orang itu. Boleh jadi Allah justru akan menjawab "Kamu lupa pada kesaksianmu waktu ditiupkan Ruh, Bala Syahidna", "Kamu lupa apa tujuan diciptakan", "Kamu lupa kalau kamu sebaik-baik ciptaan yang difasilitasi akal dan hati serta naluri kebenaran".
Wahai diriku, Biarlah aneh prilakumu yang penting tetap bersandar pada syari'ah (fiqih) dan menetap dalam koridornya. fiqih itu kan aneh toh? Saya kasih contoh; Nyium perempuan itu enak, tapi fiqih tidak membolehkan "ada aturan mainnya", pegang-pegang perempuan juga enak-enak gimana gitu, namun fiqih melarang, jangankan pegang, lihat mulus kulitnya perempuan saja gak boleh, karena bisa memicu dan memacu perubahan pada tegangan sutEt, dan itu Bahaiyya. Bahkan syeikh penadzam dalam kitabnya melarang sering-sering melihat cantiknya seseorang karena akan memicu otak berdebu dan akhirnya fikiran jadi kotor... karena kotor akhirnya terjerumus dalam jurang fiktor (fikiran yang kotor).
Wahai diriku, ketahuilah inilah zaman yang canggih, dengan canggihnya teknologi VC Unsa di Amerika bisa dilihat dari Indonesia. Unsa itu apa? (Unsa itu jepitan titit) hehe
Wahai diriku, akan semakin aneh-aneh saja peristiwa akhir zaman, perbanyaklah di dalam, sedikitkan pandangan, ucapan/ujaran, paling tidak jika harus bersalah, pilihlah bersalah pada Allah, karena taubatnya lebih mudah.
Kalau bukan kamu pemelihara syari'ah, siapa lagi? Yang dengan itu semoga Allah mencintaimu dan dijadikam kamu paku bumi yang membuat sungkan malakul azab (malaikat seksi bidang azab).
Wahai diriku, sibukkan menyebut asma tuhanmu, sebab hari ini, dizaman ini banyak orang dituntut membenarkan hal-hal yang tidak benar, mereka dalam hubungan atau ikatan yang kuat sehingga yang dengan ke-ter-ikat-an itu, ia lumpuh lemah tak berdaya tak bisa qulil haq "mengatakan kebenaran yang haqiqi", bukan karena bodoh, banyak yang cerdas dari mereka dengan IQ di atas rata-rata bahkan malahan bisa jadi IQ nya superior.
Akan banyak mubaligh yang ingin menyampaikan khazanah namun di interpensi ceramahnya. Contoh : "Utadz mohon nanti untuk sampaikan ini dan itu saja, jangan sampaikan yang begini dan begitu". Ustadz dan yang menginterpensi matinya terancam Bahaya.
Wahai diriku, sekali-kali jangan pernah merasa aman, atau merasa lebih baik, itu adalah kebahayaan.
Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan