Jawaban Anggota Badan saat Nyawa akan dicabut

Sahabat SantriLampung yang ananda sayangi, Diceritakan dalam suatu hadits: Ketika Allah akan mencabut nyawa hamba-Nya, Malaikat Maut mendatangi hamba tersebut pada mulut untuk mencabut nyawanya, maka keluarlah dzikir dari mulut tersebut dan berkata: "Oops sorry bro! Tidak ada jalan bagimu (untuk mencabut nyawa) dari arah sini." lama sekali lisannya saat berdzikir kepada Allah. 

Maka Malaikat Maut kembali menghadap kepada Allah dan mengatakan apa yang terjadi, lalu Allah berfirman: "Cabutlah (nyawanya) dari arah yang lain." Maka datanglah Malaikat Maut pada tangan, keluar shadaqah dari tangan seraya berkata: "Eits!! Sorry bro!! Tidak ada jaian bagimu (untuk mencabut nyawanya), sesungguhnya dia bershadaqah dengan aku (tangan) banyak sekali, dan dia mengusap kepala anak yatim, menulis ilmu dengan qalam (pena) dan memukul orang-orang kafir dengan aku (tangan)." 

Lalu datanglah Malaikat Maut pada kaki, dan kaki berkata: "orra isso!! Tidak ada jalan bagimu dari arahku, sesungguhnya dia berjalan untuk shalat berjamaah, shalat hari raya, mendatangi majelis ilmu dan ta'lim dengan aku (kaki)." 

Kemudian Malaikat Maut mendatangi telinga, dan telingapun berkata: "Tidak ada jalan bagimu dari arahku, sesungguhnya dia mendengarkan Al-Qur'an, adzan dan dzikir dengan aku (telinga)." 

Maka datanglah Malaikat Maut pada kedua mata, dan keduanya berkata: "Tidak ada jalan bagimu dari arah kami sesungguhnya dia melihat Mushaf (Al-Quran), wajah para ulama, kedua orangtuanya dan orang-orang yang saleh dengan kami." 

Kemudian Malaikat Maut pergi menghadap Allah dan berkata: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya hamba-Mu berkata begini dan begini." Maka Allah  berfirman: "Hai Malaikat Maut, gantungkanlah nama-Ku pada telapak tanganmu dan perlihatkanlah pada ruh hamba-Ku, jika dia melihatnya niscaya keluariah ia." Maka ditulislah asma (nama) Allah pada telapaknya dan diperlihatkan pada hamba Allah, maka iapun meng-iya-kan dan keluarlah ruh hamba tersebut dengan berkah asma Allah dan hilanglah pahitnya sakaratul maut darinya. 

Maka apakah tidak hilang adzab yang pedih darinya bila di dadanya tertulis asma Allah?... Sebagaimana firman-Nya: 

أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ 

Baca juga :

Artinya : "Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam, maka ia berada dalam cahaya (hidayah) dari Tuhannya. " (QS. Az-Zumar: 22). 

Maka apakah tidak hilang darinya siksa dan perkara yang menyusahkan di hari kiamat ?

Disebutkan dalam suatu hadits Ada lima perkara yang menjadi racun yang mematikan dan lima perkara sebagai penawar (obat)nya.

  1. Dunia adalah racun yang mematikan dan zuhud adalah penawarnya. 
  2. Harta adalah racun yang mematikan dan zakat adalah penawarnya. 
  3. Ucapan (pembicaraan) adalah racun yang mematikan dan dz kir adalah penawarnya. 
  4. Umur adalah racun yang mematikan dan taat adalah penawarnya. 
  5. Sepanjang tahun adalah racun yang mematikan dan bulan Ramadhan adalah penawarnya. 

Diceritakan dalam suatu hadits: Ketika seorang hamba mengalami naza' (sakaratul maut), ada nida' (seruan) yang menyeru dari sisi Allah: "Tinggalkanlah dia supaya bisa istirahat sebentar". Ketika ruh sampai di dada, Dia berfirman: "Tinggalkaniah dia supaya bisa istirahat sebentar." Begitu juga ketika ruh sampai pada kedua lutut dan pusar. Ketika sampai pada tenggorokan datanglah nida' (seruan): "Tinggalkanlah dia sehingga anggota tubuhnya saling berpamitan satu sama lainnya." Maka berpamitanlah mata dengan mata, seraya berkata:

 السلام عليكم الى يوم القيمة

"Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu sampai hari kiamat." 

Begitu juga kedua telinga, kedua tangan dan kedua kaki dan ruh berpamitan dengan jasad dan iman berpamitan dengan lisan. Dan semoga kita dilindungi oleh Allah dari pamitannya ma'rifat dan iman dengan hati. Dan tinggallah dua tangan dan dua kaki yang tidak bergerak, dua mata yang tidak melihat, dua telinga yang tidak mendengar, badan yang tidak bernyawa, lisan tanpa iman, hati tanpa ma'rifat. Maka bagaimanakah keadaan hamba yang ada pada liang lahad, tidak melihat suatu apapun, tidak ada ibu, bapak, anak- anak, saudara, sahabat, tanpa alas dan tanpa hijab. Maka orang yang tidak dapat melihat Tuhan Yang Mulia, sungguh orang itu dalam kerugian yang besar. 

Imam Abu Hanifah berkata: "Perkara yang banyak menyebabkan hilangnya iman seorang hamba adalah waktu sakaratul maut, semoga Allah menjaga kita dan anda semua dari hilangnya iman."

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
73375 25184 75584

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk