Manfaat Menunjukkan Kebaikan

الدَّالُّ على الخير كفاعِلهِ    والله يُحبّ إغاثة اللَّهفَانِ

Orang yang menunjukkan kebaikan memperoleh fahala seperti orang yang mengerjakannya, dan Allah menyukai orang yang suka menolong orang orang yang memerlukan pertolongan. HR. Ibnu Abud Dun-ya.

Jika hadits tersebut dimasukkan kedalam contoh praktik, ruang lingkupnya sangat luas sekali. Dan dalam kesempatan ini ananda hanya akan memberikan dua contoh. Pertama dalam lingkup ibadah, kedua lingkup muamalah (sosial). 

Dalam lingkup ibadah misal "Menunjukkan kepada dalil suatu ibadah tertentu" maka yang menunjukkan dalil itu akan mendapatkan kebaikan dari dalil yang ditunjukkan itu ketika di amalkan oleh sipenerima dalil.

Contoh ; Suatu hari kholil menasihati temannya "Perbanyaklah membaca sholawat, sebab dengan sholawat dapat membuka pintu rahmat (pertolongan) Allah". Sebagaimana sabda nabi ;

من صلى علي واحدا فصلى الله عليه عشرا

Barang siapa bersholawat kepada nabi sekali, Allah merahmatinya dengan 10 rahmat.

Nah atas nasihat itu selanjutnya teman kholil istikomah bersholawat, maka selama itu kholil mendapatkan fahala kebaikan yang terus mengalir dari temannya tadi.

Berjalannya waktu setelah bisa mengamalkan, si temen kholil tadi menasihati teman temannya untuk senantiasa gemar bersholawat sebagaimana yang disampaikan kholil kepadanya, maka selanjutnya jika temannya mengamalkan maka ia pun mendapatkan fahala kebaikan sebagaimana yang di dapatkan kholil. Begitulah estafet ilmu dan kelipatan fahala kebaikannya.

Lalu yang lagi baca ini pun ikut-ikutan menasihati keluarga dan juga teman temannya, nah maka yang sedang membaca ini pun sama akan mendapat kelipatan fahala dari dalil ibadah yang disampaikannya.

Penting diingat : untuk hal nasihat ada kehati-hatian yang perlu diperhatikan. Jangan menasihati tanpa mengamalkan karena itu adalah ketakaburan. Dan kedudukan takaburnya tidak lagi dihadapan manusia namun dihadapan Allah. 

كبر مقتا عند الله ان تقولوا ما لا تفعلون

Dalam lingkup sosial misal "Menunjukkan seseorang kepada suatu tempat". Contoh : "Suatu hari Kholil ingin menghadiri Haul Syeikh Abdul Qodir Al Jilani ditengah perjalanannya tersebut ia kehabisan bensin, lalu ia bertanya kepada seseorang tempat di mana jual bensin, maka orang yang menunjukkan tempat jual bensin itu akan mendapat fahala haul yang dihadiri oleh kholil tersebut.

Contoh lain misal ; "Memberi makan orang faqir yang dimana orang faqir itu ahli ibadah (istikomah ibadahnya)." Nah lalu ada orang yang memberi nasi kepada sifaqir itu, nasi itu kemudian dimakan sifakir menjadi tenaga untuk beribadah. Maka dari ibadah yang dilakukan oleh sifaqir tersebut; si pemberi nasi mendapatkan fahala yang sama meski tidak melakukannya. Misal si faqir tadi setelah makan ternyata melaksanakan sholat taubat dan beristighfar maka pemberi tadi mendapatkan fahala yang sama asbab nasi yang diberikannya kepada si faqir.