Bantu SantriLampung Berkembang Donasi Sekarang

Etika dalam Berdakwah

Assalamu'alaikum wr wb.

Sahabat SantriLampung yang budiman, sejenak mari kita belajar "mengambil pelajaran" dari kasus da'iyah/mubaligah Fulan yang belakangan sedang ramai dibuli masyarakat muslim secara luas karena memuat ghibah dalam materi dakwahnya, sedang ghibah merupakan sikap/prilaku terlarang dalam Islam. 

Berangkat dari latar belakang yang singkat itu dirasa sangat penting untuk memberikan edukasi tentang Etika dalam berdakwah, sehingga kedepan para generasi pendakwah tidak terpleset sebagaimana fulan saat sudah terbang dari panggung ke panggung. Berikut beberapa etika berdakwah dalam Islam yang perlu di ingat diantaranya adalah:

1. Ikhlas dalam berdakwah

Seorang Mubalig hendaknya menanamkankan niat ikhlas dalam berdakwah, bukan karena materi atau ingin terkenal dan lain sebagainya, melalui niat ikhlas diharapkan apa yang menjadi sasaran dakwah akan tercapai. Selain itu pendakwah harus qulil haq yang lillah.

2. Lemah lembut dalam berdakwah

Etika yang kedua adalah lemah lembut dalam berdakwah. Karena manusia adalah mahkluk sosial dan memiliki hati dan perasaan. Jika disampaikan dengan cara yang elegan dan penuh kelembutan dalam mengajak untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, Insya Allah para jemaah yang mendengarkan tausiah akan tersentuh hatinya dan akhirnya mengamalkan apa yang disampaikan oleh mubaligh maupun mubaligah.

Pendakwah juga harus mampu menyampaikan ceramah dengan kata-kata lemah lembut dengan susunan kalimat yang mudah di terima oleh masyarakat.

3. Mewarisi Tradisi Nabi Muhammad

Seorang Mubaligh maupun Mubaligah dalam menyampaikan dakwahnya harus mewariskan Tradisi dakwah Nabi Muhammad. Salah satu yang harus diingat adalah penyampai pesan dakwah adalah orang yang bisa menjadi panutan. Menyapaikan risalah dakwah tanpa menyakiti.

Setiap yang disampaikan harus mencerminkan diri pendakwah, bukan hanya sekedar menyampaikan. Dengan demikian para jamaah akan mudah menerima kebaikan jika yang menyampaikan sudah menerapkan apa yang disampaikan melalui tausiah.

Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya sebaik-baik orang diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya,” (HR. Bukhari no. 6035).

4. Meningkatkan persatuan umat

Seorang mubalig hendaknya memiliki tujuan dalam dakwahnya, yaitu untuk mempersatukan umat. Karena kita tahu bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat heterogen dan terdiri dari berbagai suku adat yang berbeda. 

Pemahaman akan pentingnya persatuan adalah hal penting yang disampaikan kepada jemaah saat memberikan tausiah, mampu menjaga diri, menjaga emosi dan menghindari dari perbuatan maksiat seperti (ghibah, fitnah, profokatif sesat) yang mengganggu ketentraman umum. Ini sebagai perwujudan dalam pengamalan sila ke 3 dalam Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia. Dengan demikian dakwah bukan sekadar memperbaiki keimanan dengan nasihat keagamaan, tetapi juga mempersatukan ummat agar persatuan menjadi semakin kuat.

Demikian semoga menjadi nasihat untuk para generasi pendakwah.

Baca juga :
Alumni Universitas Islam Negeri Lampung.
Suratku untuk Tuhan

Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya


Donasi

Mandiri 9000046481967