Keterbatasan menjadi Nilai Kelebihan Manusia
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengungkapkan tentang keterbatasan manusia yang menjadi kelebihan.
Gus Baha mengatakan bahwa pandangannya itu bersumber dari hadits yang ditulis oleh Muhammad bin Ismail dalam karyanya, Shahih Bukhari. Andaikan manusia mengetahui hal-hal ghaib, terang Gus Baha, mereka akan menambah produktivitasnya dalam beribadah dan berzikir.
"Ada keterbatasan yang menjadi kelebihan kita, yaitu (mengetahui) Allah," ungkap Gus Baha setelah mengutip hadits itu.
Perilaku keimanan ini termasuk dalam kategori keberimanan kepada hal-hal ghaib sebagaimana dalam ayat kedua Surat Al-Baqarah. Meski demikian, umat Islam semestinya memprioritaskan rasionalitas dalam memahami ajaran-ajaran Islam.
Dalam hal ini, Gus Baha bercerita mengenai seseorang yang ditanya soal cara membuktikan bahwa Allah itu satu. Lalu pertanyaan itu dijawab dengan ungkapan bahwa angka satu sebagai permulaan dari angka-angka berikutnya. Begitu pula bentuk gambar yang tidak akan terlihat wujud gambar manakala tidak berawal dari titik.
"Jadi segampang itu menerangkan ayat Qulhuwallahu ahad, Allah itu satu, karena angka dua, tiga, sampai triliunan itu nisbatul far'i ilal ashli (suatu cabang bergantung pada asal)," terang Gus Baha.
Gus Baha juga mengutarakan siasat terhadap keterbatasan manusia dalam proses penghambaan kepada Allah, sebagaimana diteladankan Nabi Muhammad yang menambahkan frasa wa mil'u maa syi'ta min syai in ba'du pada bacaan saat i'tidal.
"Misalnya Nabi Muhammad memuji begini: lakal hamdu mil'us samawati, wa mil'ul ardhi, seluas langit, seluas bumi itu nggak keren, karena bagaimana pun luas langit dan bumi ini tetap mahshurah (terbatas)," ungkap Kiyai Bahaudin.
Keterbatasan itu pun tidak perlu disesali, kata Gus Baha, karena justru telah dicontohkan Nabi Muhammad yang sekaligus menjadi sumber keberuntungan bagi umat Islam, terutama mereka yang tidak semasa dengan nabinya. "Tidak bertemu Nabi Muhammad tetapi tetap iman. kenapa? Karena kita diajari terus menerus oleh Rasulullah."
Semoga bermanfaat dan dapatdijadikan nasihat untuk memperbaiki keimanan kita semua amiin.
Sumber : Tausiah KH Bahaudin Nur Salim, acara Isra' Mi'raj Masjid Istiqlal Jakarta 28 Januari 2025.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan