Pengertian Uzlah

Uzlah adalah sikap mengasingkan diri untuk menjaga diri dari perbuatan dosa, sikap hemat ini biasa dilakukan oleh kalangan sufi.

Sahabat SantriLampung rohimakumullah, Uzlah berasal dari bahasa arab yang berarti Mengasingkan diri, ini biasa dilakukan oleh kalangan sufi untuk menghindari dari sifat-sifat yang membuat berdosa. 

Dalam hal ini, pengertian uzlah bukan berarti ia benci dengan pergaulan dengan makhluk. Apa lagi dengan sesama manusia. Namun, menurut Imam Al-Ghazali; masalah ini berbeda menurut perbedaan orang-oranya. Adapun faedah dari uzlah, ada kemungkinan seseorang melakukan hal ini, untuk selalu melakukan ketaatan dan menghindari perbuatan-perbuatan terlarang yang cenderung dilakukan manusia dengan pergaulan, seperti riya, ghibah, tidak melakukan amar makruf nahi mungkar, meniru akhlak tercela dan juga terlalu menekuni urusan duniawi serta pekerjaan dan produksi. Dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin’ Al-Ghazali; orang-orang telah berselisih tentang hal ini. Sebagian mereka berpendapat lebih menyukai uzlah dari pada pergaulan. seperti Sufyan Ats-Tsauri, Ibrahim bin Adham, Dawud At-Tha’iy, Al-Fudhail bin Iyadh, Sulaiman Al-Khawash, dan Basyar Al-Hafi.

Sebagian besar Tabi’in lebih menyukai pergaulan dan memperbanyak saudara (teman) untuk saling menolong dalam kebajikan dan ketakwaan. Semuanya berdalil dengan sabda Nabi SAW. Tentang persaudaraan dan kerukunan ketika didatangkan kepada beliau seorang laki-laki yang telah pergi ke gunung untuk beribadah di situ. Maka Nabi SAW. Bersabda: “Jangan engkau lakukan dan jangan seorang pun di antara kamu melakukanya. Sungguh kesabaran di antara kamu dalam suatu negeri Islam lebih baik dari pada ibadah seseorang dari kamu selama 40 tahun.

Pendukung keutamaan uzlah, seperti Fudhail bin Iyadh RA. Berdalil dengan sabda Rasulullah SAW. Kepada Abdullah bin Amr Al-Juhani ketika ia berkata, “Ya Rasullullah, bagaimana cara keselamatan itu?” Nabi SAW. Menjawab, “cukuplah engkau tinggal di rumahmu, rawatlah lidahmu (dari perkataan buruk), dan tangisilah dosamu.

Nabi SAW melarang kita untuk menghindari dari pergaulan. Sebab faedah dari pergaulan tersebut, untuk saling menolong dalam kebajikan dan ketaqwaan. Selain itu, untuk menjalin hubungan (ukhwah) persaudaraan. Jika kita menghindar dari pergaulan hanya karena ingin tidak dihina atau disakiti oleh seseorang, maka hal tersebut merupakan  seseorang yang lari dari tanggung jawab. Jika kita melakukan hal tersebut, bagaimana kita mau beramal dan melakukan dakwah untuk mensyi’arkan Islam?

Baca juga :

Dalam hal ini, kita cukuplah dengan merawat lidah kita dari perkataan buruk dan kita berintrospeksi tentang dosa yang kita lakukan, lalu kita menangis sambil berdoa dengan merendahkan diri kepada Allah SWT untuk tidak mengulangi lagi.Innallaha Ghafururrohim. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dengan demikian, maksud dari uzlah yang banyak dilakukan oleh kalangan sufi, yaitu tidak meninggalkan tanggung jawabnya dan bukan tidak mau mendapat celaan atau ejekan dari seseorang. Artinya, ia tidak terlalu banyak bicara, bermusyawarah selain dari pada ibadah, yang hanya sia-sia dan tidak ada manfatanya. Apalagi pergaulan yang mendekatkan kepada kemaksiatan. Namun, melakukan uzlah tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah, baik dalam bentuk berdoa, tafakur, berzikir, dan beramal.

Dengan uzlah hendaknya ia berniat menjauhi manusia dari kejahatanya dan mengingat Tuhanya dengan segenap hatinya. Janganlah berangan-angan, hendaklah ia berniat jihad akbar, yaitu jihad melawan nafsunya. Sebagaimana dikatakan Nabi Kepada Sahabat:

رجعنا من الجهد الأصغر الى جهد الأكبر

“Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar, (yaitu memerangi hawa nafsu)”.

Sedikit menafsiri mengenai ringkasan di atas. Yang dimaksud tidak bergaul sebebasnya. Yaitu, bukan mengikuti dunia maksiat saja. Tetapi, pergaulan yang tidak ada faedahnya dan tidak menghasilkan ilmu, ibadah, silaturahim dan kemaslahatanya. Itu merupakan sia-sia belaka. Selain itu, maksud dari niat menjauhi manusia dari kejahatanya yaitu, kita tidak mengikuti, meniru, dan menghina. Tetapi, kita peringatkan lalu kita doa’kan. Tetapi pada umumnya kita tidak berani untuk memperingatkan kalau tidak secara kelompok atau orang banyak. Namun, kita doa’kan saja jika kita tidak mampu menegurnya.

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
73226 25035 75435

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk