Mendidik Anak Lewat Jalur Langit

Sahabat SantriLampung yang dirahmati Allah; Jarak bukanlah alasan orang tua untuk melalaikan tugas mendidik dan mengingatkan anak-anaknya, terlebih untuk urusan shalat mereka. Ketiadaan telepon, telegram apalagi gadget, tidak menghalangi sahabat Nabi untuk 'berkomunikasi' jarak jauh 'hanya' untuk mengingatkan mereka agar jangan lupa salat.

Abu Qirshafah, Jandarah bin Khaisyanah al-Kinani radhiyallahu anhu adalah seorang sahabat yang pernah Rasulullah pakaikan burnus (sejenis jubah bertutup kepala) kepadanya, orang-orang banyak yang datang meminta doa keberkahan kepadanya. Beliau memiliki putra yang bernama Qirshafah, saat putranya ini sedang berjihad di Romawi sedangkan beliau di Asqalan, jika masuk waktu sahur, beliau menyeru dengan suaranya yang nyaring:

يَا قِرْصَافَةُ الصَّلَاةُ

"Wahai Qirshafah, salat"

Dengan izin Allah, Qirshafah yang sedang di Romawi mendengar dan berkata:

لَبَّيْكَ يَا أَبَتَاهُ

"Aku sambut seruanmu wahai ayah"

Teman-teman anaknya berkata keheranan:

وَيْحَكَ لِمَنْ تُنَادِي ؟

"'Celaka engkau', engkau menjawab siapa?"

Baca juga :

Qirshafah menjawab:

لِأَبِي وَرَبِّ الْكَعْبَةِ يُوقِظُنِي لِلصَّلَاةِ

"Aku menyambut seruan bapakku dan Tuhannya Ka'bah yang telah membangunkanku untuk salat."

Orang tua kadang meremehkan hal-hal tidak langsung seperti ini. Mereka sibuk mengajari anak secara langsung, seolah-olah kebaikan itu datang dari diri makhluk seperti diri mereka dan guru-guru mereka saja. Sementara terlalaikan untuk menghiba kepada Allah Ta'ala, sebaik-baik zat yang bisa mendidik dengan cara-Nya sendiri. 

Bukan hanya menghiba dimulut belaka, generasi terdahulu menambah amalannya, dan 'mengaitkan' amal salih tersebut sebagai wasilah tidak langsung dalam mendidik anaknya. 

Sa'id bin Al-Musayyib, seorang tabi'in, berkata kepada anaknya:

لَأَزِيدَنَّ فِي صَلَاتِي مِنْ أَجْلِكَ، رَجَاءَ أَنْ أُحْفَظَ فِيكَ

"Sungguh aku menambah salat (sunnah) ku karena engkau, berharap dirimu akan dijaga Allah (disebabkan amal yang kulakukan)." 

Oleh sebab itu, jangan lupakan anak dan zuriyat kita saat beramal saleh, 'sertakan' mereka saat kita berdakwah, muthala'ah, halaqah, mengaji, salat, puasa, safar, dan berbagai amal salih lainnya, ya, tinggal menyangkutkan mereka dalam batin kita saja, menghiba kepada Allah agar Dia berkenan menjaga mereka. 

Tentu tidak cukup itu saja, perlu dibarengi aktivitas langsung yang juga 'membumi'; yakni mendidik secara langsung. Bukan hanya anak dan zuriyat, siapa saja yang kita inginkan kebaikan atasnya bisa kita perlakukan sama. 

Ada juga pendapat bahwa : Mendidik anak dapat dilakukan 25 tahun sebelumnya, artinya 25 tahun sebelum menikah, pendidikan terhadap anak sudah bisa dimulai yakni dengan membentum karakter diri yang taat kepada Allah dan RosulNya. Karakter anak nantinya bergantung pada bagaimana karakter orangtuanya, jika orangtuanya sedari muda memiliki kecenderungan taat pada Allah dan Rosul, lalu pemahaman agamanya juga kuat, maka anaknya kelak akan sama karskteristiknya atau paling tidak mirip meski tidak sama.

Allâhu A'lam.

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
71683 24185 73891

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk