Pengertian Ma'rifatul Asror
Sahabat SantriLampung yang dimuliakan Allah, Ma'rifatul Asror atau Al Asror, adalah sifat husus, kemampuan istimewa yang hanya dikaruniakan Allah kepada wali-wali kekasih-Nya. Adapun gambaran Asror itu macam macam seperti dapat mengerti rahasia Allah, mengerti nasib masadepan seseorang serta dapat mengenali setatus wali Allah yang lainnya. Keistimewaan ini tidak diberikan kepada selain wali kekasih-Nya.
Asror juga bisa diartikan Al Ulum suatu ilmu pengetahuan yang berasal langsung dari Allah, yang diperoleh wali karena kedekatannya dengan Allah (hubungannya yang sangat dekat). Orang yang dikaruniai keasroran ini setatus kewaliannya akan disembunyikan Allah, adapun cara Allah menyembunyikannya yakni dengan ditampakkan pada wali itu sifat keumuman manusia, fisikli atau secara jisim secara jasmani ia layaknya manusia biasa, prilaku sehari-harinya sebagaimana manusia pada umumnya namun sejatinya ia wali Allah dan hanya wali yang memiliki keasroran yang dapat mengenali kewaliannya.
Mari berkisah sejenak untuk sampai kepada kesempurnaan faham mengenai Asror. Kita ambil kisah ke-asroran Mbah Kholil bangkalan, Dahulu, jauh sebelum Mbah Hasyim Asy'ari mondok ke pondok bangkalan, Mbah Kholil sudah tahu bahwa anak muda bernama Hasyim akan datang dan bermaksud mengaji disana, Mbah Kholil ingin menguji apakah si Hasyim muda ini benar benar ingin ngaji atau tidak, sungguh sungguh atau tidak. Sehingga ketika Hasyim muda berangkat ke pondok bangkalan, Mbah kholil bangkalan mengumumkan kepada santrinya bahwa akan ada macan masuk pondok, lalu memerintahkan santri santrinya untuk menghadang dan mengusir macan yang akan masuk ke pondok. Macan yang dimaksud adalah Mbah Hasyim muda, beliau digelari macan karena tekad atau keinginan mengajinya itu kuat. Nah pengetahuan yang dimiliki Mbah Kholil inilah bagian dari ke-asroran.
Kemudian suatu hari ditengah hujan yang sangat lebat, Mbah kholil bangkalan menawarkan santri santrinya untuk menjemput orang tua yang sudah renta disuatu tempat agar membawanya ke pondok, saat santri lain enggan lalu Hasyim muda menyanggupi tawaran itu dan ia menggendong orang tua tadi ke pondok, dan singgah sejenak di pondok, setelah orang tua itu pergi dan tidak diketahui jejak kepergiannya, Mbah kholil memberitahukan santri santrinya bahwa orang tua tadi itu adalah Nabiyullah Khidzir. Nah pengetahuan atas setatus kenabian inilah yang disebut ke-asroran Mbah Kholil wali Allah.
Seorang wali yang memiliki keasroran ketika ia di uji oleh Allah, maka ia akan mengungsikan dirinya disisi Allah sepenuhnya, seberat apapun ujian dari Allah tidak sedikitpun merubah keyakinanya terhadap ketuhanan Allah Azza wa jalla yang maha segala-galanya. Justru yang sering terjadi ketika wali itu di uji ia mensyukuri ujiannya sebagai bentuk perhatian Allah atasnya. Dan ia menerima serta ridho terhadap semua yang menjadi ketetapan Allah.
Sebenarnya masih banyak sekali kisah-kisah ke-Asroran para wali dimuka bumi ini. Dan puncak keasroran yang paling dahsyat adalah keasroran sultonul auliya' Syeikh Abdul Qodir Al jilani.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan