Esensi dari Puasa Ramadhan
Jamaah Shalat Isya dan Tarawih yang dirahmati oleh Allah
Puji syukur selalulah kita panjatkan kehadirat Allah , karena telah memberikan anugerah dan karunia yang sangat besar kepada kita, sehingga bisa hadir dalam masjid yang mulia ini untuk melaksanakan shalat fardhu Isya dan Tarawih secara berjamaah.
Shalawat dan salam semoga tercurah dan terlimpah untuk baginda yang mulia panutan umat, penunjuk jalan kebenaran dan sebagai teladan umat sampai akhir zaman yaitu Rasulullah Muhammad kepada ahli keluarga beliau, sahabat- sahabat beliau, dan kepada seluruh umat beliau yang setia mengamalkan sunnah- sunnah beliau hingga akhir dunia ini.
Judul Kultum kali ini adalah : Dua Esensi dari Puasa Ramadhan
Jamaah Shalat Isya dan Tarawih yang dirahmati oleh Allah
Esensi atau hakikat dari puasa Ramadahan adalah banyak hanya saja karena keterbatasan waktu yang kita miliki maka kita hanya membahas dua saja yaitu Kejujuran dan Menahan Amarah.
Kejujuran adalah hal yang paling penting dalam kehidupan kita. Dan puasa melatih atau mengajari kita agar jujur dalam segala hal, sehingga kita tidak berani berkata bohong pada saat berpuasa, mengapa demikian; karena kita tau kalau kita berbohong maka pahala puasa kita akan hilang dan kita hanya mendapatkan haus dan lapar saja dari puasa yang kita telah lakukan. Capek- capek kita menahan haus dan lapar dari pagi sampai sore ternyata kita tidak mendapatkan apa-apa. Dan inilah mengapa orang sering berkata “Berani Jujur Hebat". Perintah kita agar selalu jujur ini sudah disampaikan oleh Nabi 14 abad yang lalu. Berbuatlah jujur karena kejujuran akan mendatangkan kebaikan dan kebaikan akan mendapatkan surga. Hal ini senada dengan hadits Nabi dengan sanad yang shahih dari sahabat Ibnu Mas'ud berkata bahwa Rasulullah bersabda :
عَلَيْكُمْ بالصِّدْقٍ فَإِنَ الصِّدْقَ يَهْدِى إلَى الْبِرِّ وَإنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إلَى الْجَنَّةٍ وَمَا يَزَلُ الرّّجُلُ يَصْدُقٌ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إلَى الْفُجُورِ وَإنَّ لْفُجُورَ يَهْدِى إلَى النَّارٍ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta."
Lihatlah begitu besar karunia Allah kepada orang yang berbuat jujur akan dimasukkan atau mengantarkan ke dalam surga. Dan selanjutnya bila kita selalu jujur maka akan dicatat oleh Allah sebagai orang yang jujur.
Hadirin jamaah shalat Isya dan Tarawih yang dirahmati Allah
Esensi yang kedua dari pembahasan kita adalah Menahan Amarah atau menahan marah. Setiap kita bisa marah kapan saja dan dimana saja, apa lagi dalam kondisi mendapatkan tekanan apakah dari atasan atau yang lainnya. Dan dengan puasa kita diharapkan bisa menahan marah kita. Karena pernah sahabat bertanya kepada Nabi untuk menasehatinya, dan Nabi memerintahkannya untuk tidak marah.
Hal ini senada dengan hadits Nabi dengan sanad yang shahih dari sahabat Abu Hurairah berkata ada seorang berkata kepada Nabi berilah aku nasihat kemudian beliau bersabda ;
لَاتَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارُ لَاتَغْضَبْ
"Jangan marah. Kemudian orang tersebut mengulangi lagi beberapa kali. Beliau bersabda : Jangan marah"
Jadi seorang yang puasa pasti tidak akan marah atau melampiaskan emosinya karena akan batal pahala puasanya. Sehingga akan sia-sia menahan lapar dan hausnya.
Ternyata orang yang dapat menahan marahnya padahal dia mampu untuk melampiaskan kemarahan tersebut maka Allah memerintahkan untuk memilih bidadari di surga mana yang dia suka. Hal ini senada dengan hadits Nabi dengan sanad yang hasan dari sahabat Mu'az bin Anas Al Juhani berkata bahwa Rasulullah bersabda :
مَن كَظَمَا غَيْظًا وَهُوَ قَادْرٌ عَلَى أنْ يُنفِذَهُ دَعَاهُ الله عَزَّوَجَلَّ رُؤُسُ الخَلَائِق يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُخَيَّرَهُ الله مِنَ الخَوْرِ مَاشَآءَ
“Barangsiapa menahan marah padahal ia mampu melampiaskannya, pada hari kiamat, dia akan dipanggil di depan seluruh makhluk kemudian disuruh memilik bidadari mana yang ia sukai".
Rasulullah mengajarkan kepada kita semua apabila seseorang marah hendaklah ia diam. Hal ini senada dengan hadits Nabi dengan sanad yang shahih dari sahabat berkata bahwa Beliau bersabda:
إذَا غَضِبَ أحَدُكُم فَاليَسْكُتْ
"Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam. "
Ini juga merupakan obat yang manjur bagi amarah, karena jika orang sedang marah maka keluarlah darinya ucapan-ucapan yang kotor, keji, melaknat, mencaci-maki dan lain-lain yang dampak negatifnya besar dan ia akan menyesal karenanya ketika marahnya hilang. Jika ia diam, maka semua keburukan itu hilang darinya.
Menurut syari'at Islam bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu melawan dan mengekang hawa nafsunya ketika marah. Selain penjelasan di atas ada juga pernyataan bahwa orang yang kuat bukannya orang yang bisa mengangkat beban yang banyak atau jago bergulat, tetapi orang yang paling bisa menahan emosinya ketika marah. Hal ini seseuai dengan hadits Nabi dengan sanad yang shahih dari sahabat Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda :
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرْعَةٍ إنَّما الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِندَ الغَضَبِ
“Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah."
Dan orang-orang yang mampu tidak marah bahkan akan dimasukkan ke dalam surga. Hal ini senada dengan hadits Nabi dengan sanad yang shahih dari sahabat Abu Darda berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda kepada seorang sahabatnya;
لَاتَغْضَبْ وَلَكَ الجَنَّةْ
"Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga."
Yang diwajibkan bagi seorang Mukmin ialah hendaklah keinginannya itu sebatas untuk mencari apa yang dibolehkan oleh Allah baginya, bisa jadi ia berusaha mendapatkannya dengan niat yang baik sehingga ia diberi pahala karenanya. Dan hendaklah amarahnya itu untuk menolak gangguan terhadap agamanya dan membela kebenaran atau balas dendam terhadap orang-orang yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya.
Kesimpulannya adalah hendaklah setiap kita menjaga diri kita, keluarga kita agar selalu mengisi setiap hari-hari dan malam hari Ramadhan dengan amalan yang dicontohkan Nabi yaitu dengan berusaha selalu jujur dan menahan marah Ketika kita sedang dalam keadaan puasa. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk mendapatkan sifat jujur dan menahan marah setelah kita menjalani puasa Ramadhan selama sebulan, dan implementasinya kelihatan setelah Ramadhan berlalu. Aamiin
Demikain yang dapat kami sampaikan lebih dan kurang mohon dimaafkan. Semoga bermanfaat untuk diri saya dan jamaah sekalian. Kebenaran datang dari Allah janganlah kamu ragu-ragu dari padanya.
الحَقُّ مِن رَبِّكَ فَلَا تَكُونُوا مِنَ المُمْتَرِين
"Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu".

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan