Metode Tahamul Wal Ada'
Sahabat TheSantri yang berbahagia di mana pun berada, dalam pertemuan sebelumnya kita telah membahas mengenai Tahammul wal ada' (periwatan atau penerimaan hadits). Ulama ahli hadits membagi beberapa metode dalam penerimaan atau periwayatan hadits yakni sebagai berikut:
1. Metode As Sima'
As sima' adalah metode periwayatan dan penerimaan hadits dengan cara mendengar langsung lafal hadits atau menerima langsung dekte naskah lafadz hadits dari syeikhul hadits berdasarkan hafalannya atau dari dokumennya atau kitab-kitabnya.
2. Metode Al Qira'ah
Adalah metode periwayatan hadits dimana perawinya atau orang lain mengajukan periwayatan haditsnya dengan cara membacakan kepada seseorang. Dan didengarkan oleh yang lain dengan cermat.
3. Metode Al Ijazah
Adalah metode periwayatan hadits dimana seorang Syeikhul Hadits memberi rekomendasi (izin) kepada seseorang untuk meriwayatkan hadits yang ada padanya baik melalui lisan maupun tulisan.
4. Metode Al Munawalah
Merupakan metode periwayatan hadits dimana Syeikhul Hadits (Guru Hadits) memberikan manuskripnya kepada seseorang beserta ijazah atau memberi manuskrip terbatas pada hadits hadits yang pernah didengarnya sekalipun tanpa ijazah.
5. Al Kitobah atau Mukhotobah
Adalah metide periwayatan hadits dimana muhadits menuliskan yang diriwayatkan untuk diberitakan kepada orang tertentu, baik ia menulis sendiri atau dituliskan oleh orang lain atas permintaannya.
6. Metode Al I'lam
Metode ini adala metode dimana seorang ahli hadits (guru) menunjukkan kepada muridnya suatu hadits atau kitab hadits yang telah diterimanya langsung dari perawinya.
7. Metode Al Washiyah
Metode ini adalah metode periwayatan yang dilakukan Guru Hadits (Syeikhul Hadits) dengan cara memberikan washiat kepada muridnya atau seseorang tentang manuskrip hadits dikarenakan ia merasa sebentar lagi akan meninggal dunia.
8. Metode Al wijadah
Metode yang terakhir ini adalah metode yang tidak melalui metode As Sima' dan metode Ijazah, Misalnya menemukan manuskrip hadits yang telah ditulis oleh perawinya sementara ia tidak bertemu dan tidak mendapat ijazah perawinya. Para ulama menkategorikan hadits yang di ambil dari metode ini terputus atau munaqhoti'.
Terima kasih sudah membaca, semoga mendapat fahala, dan dicatat amal baik.

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan