Teman Abadi bagian 2
Ini adalah Lanjutan dari Artikel Teman Abadi bagian Pertama Sebelum melanjutkan membaca akan lebih baik jika terlebih dulu membaca bagian yang pertama.
Sejenak Cobalah kita renungkan kisah berikut ini; Akhirat adalah Perjalanan panjang yang mau tidak mau harus kita jalani kelak, akan ditemani oleh seorang "teman abadi sebenarnya" yang telah kita "pilih" sendiri. Alangkah bahagianya bila "teman" ini menyenangkan, dan alangkah malangnya bila perjalanan jauh yang seolah-olah tak berujung ini, ditemani "teman" yang selalu membuat kita sengsara, Ingatlah pula keterangan yang disampaikan oleh Rasululah berikut,
"Sesungguhnya kubur adalah permulaan dari tempat tempat akhirat. Kalau pemiliknya selamat darinya, maka apa yang ada sesudah itu lebih mudah baginya. Kalau pemiliknya tidak selamat darinya, maka apa yang ada sesudahnya adalah lebih berat."
"Kebinasaan umatku ada di dalam dua hal, yaitu meninggalkan ilmu dan mengumpulkan harta!"
Catatan: Dalam Al Qur'an surat Lukman ayat 33 memperingatkan, "Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakanmu". Banyak orang yang terperdaya, tapi tidak merasa diperdaya. llustrasi yang dikutip dari buku "Refor masi Sufistik" karangan Jalaluddin Rakhmat., mungkin tepat menggambarkan orang yang demikian itu. Bacajuga : Teman Abadi bagian 1
"Pada suatu hari Juha berangkat ke pasar mengendarai keledainya. Sesampainya di pasar, ditambatkannya keledainya itu dengan seutas tali. Tanpa ia ketahui, di belakangnya ada dua orang pencuri. Begitu Juha masuk ke pasar, salah seorang di antara mereka mengambil keledainya dan mengikatkan talinya ke leher temannya. Mendapatkan keledainya hilang, tentu saja Juha panik. Apalagi dilihatnya ada orang yang tidak dikenalnya terikat tali keledainya. "Siapa Anda?" tanya Juha. Orang itu dengan wajah sedih dan malu berkata, "Saya ini adalah keledai yang Bapak miliki. Dahulu saya durhaka terhadap orang tua. Saya diubah Tuhan menjadi keledai. Hari ini rupanya orang tua saya telah memaafkan saya. Dan, Tuhan mengembalikan saya kepada bentuk semula." Juha jatuh iba. la melepaskan orang itu. Sambil memberi uang untuk bekal pulang, ia memberi nasihat, "Jadikan kehidupan yang lalu sebagai pelajaran berharga. Jangan sekali-kali menyakiti hati orang tua!"
Keesokan harinya Juha ke pasar lagi. la terkejut, seorang tak dikenalnya sedang menawarkan keledainya. Juha, yang telah memiliki keledai itu bertahun-tahun, tentu saja mengenalnya dengan baik. Segera ia mendekati keledainya. la berbisik di telinganya, "Sudah kuperingatkan kamu jangan durhaka keoada orang tua. Baru satu hari aku bebaskan kamu sudah melakukan dosa yang sama. Sekarang rasakan saja hukuman kamu!" Juha pergi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya."
Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan