Mengindahkan Sikap dengan Qonaah
Syeikh Abdul Qadir Al Jailani merupakan wali kutub yang menjadi pijakan umat Islam dalam memahami hakikat dan makna kehidupan yang sesungguhnya.
Cuplikan nasihat Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam kitabnya Adab As Suluk Wa at Tawaasul Ila Manaazil Al-Muluk kerapkali menjadi penyejuk hati yang gundah.
"Alangkah besar kemarahanmu kepada Tuhanmu, prasangka burukmu kepada Allah subhanahuwataala juga penentanganmu kepada-Nya. Engkau telah menuduhnya berbuat dzalim, mempersulit rezeki , menimpakan kesulitan dan kesengsaraan kepadamu. Tidakkah engkau tahu bahwa segala sesuatu sudah ada ketentuannya dan segala musibah serta kesulitan memiliki tujuan akhir dan manfaat?.
(Sulthonul Auliya Syeikh Abdul Qodir Al Jilani)
Apa yang menjadi ketetapan Allah tidak bisa dipercepat maupun ditunda. Saat datangnya musibah, tidak mungkin berubah menjadi saat sehat. Waktu sengsara tidak mungkin berubah menjadi waktu kesenangan, dan keadaan fakir, tidak akan menempati keadaan kaya. Maka indahkanlah sikap dan tingkah lakumu.
Senantiasa diam, sabar, ridho dan menerima apa saja yang datang dari Tuhanmu . Bertaubatlah kepada-Nya dari kedurhakaan dan tuduhan jelekmu atas perbuatannya. Tidak ada tuntutan tanggung jawab maupun pembalasan terhadap Tuhan tanpa jatuh ke dalam dosa berlawanan dengan dorongan fitrah yang ditemukan pada hubungan antar sesama hambanya.
Allah SWT senantiasa dalam kekekalannya. Lebih dulu dari segala sesuatu yang diciptakannya. Dan telah menciptakan baik-buruknya. Dia mengetahui permulaan dan akhirnya. Tujuan akhirnya dan kesudahannya.
Dia Allah SWT maha bijaksana dalam semua perbuatannya. Telah menyempurnakan ciptaannya. Tidak ada kontradiksi pada ciptaannya. Tidak pernah melakukan kesalahan kebatilan maupun main-main dalam pekerjaannya. Tidak baginya ada kegagalan dan cela dari pekerjaannya. Tunggulah kelapangan jika engkau tidak mampu menghadapinya. Tidak ridlo dan puas akan perbuatanNya. Sampai pada batas waktu yang telah ditentukan".

Mau donasi lewat mana?
REK (90000-4648-1967)
Gabung dalam percakapan