Kisah Abdurrahman Bajalhaban

Sahabat SantriLampung yang dimuliakan Allah, Abdurrahman bajalhaban adalah seorang wali yang tidak tahu kewaliannya, wali yang tidak sadar bahwa dirinya adalah seorang waliyullah. Setiap hari beliau beraktifitas dimasjid seakan masjid itu rumah baginya. Setiap kali ia pulang selalu ditanya bawa apa oleh isterinya, karena bajalhaban tidak membawa apa apa disuruh isterinya tidur diluar. Begitu terus menerus sampai akhirnya beliau memutuskan untuk Uzlah ke suatu gua. Berikut kisahnya ;

Syekh Abdurrahman Bajalhaban memiliki istri yang buruk akhlaknya. Suatu ketika beliau meninggalkan sang istri ke suatu gua, yang konon karena tidak tahan dengan perlakuan istrinya itu. Syekh Abdurrahman menjumpai dua orang lelaki yang juga berdiam di gua tersebut. Beliau meminta untuk berteman, tetapi keduanya mengajukan satu syarat. Syekh harus menyiapkan makanan secara bergilir sesuai jadwal, Syekh pun sepakat.

Ketika kedua orang lelaki tersebut sampai pada gilirannya, mereka melakukan shalat dan berdoa, seketika turun makanan dari langit. Syekh Abdurrahman kebingungan, begitu hebat temannya itu. Saat giliran beliau tiba, Syekh Abdurrahman Bajalhaban meniru kedua orang tadi, beliau shalat dan berdoa kemudian berdoa, seperti yang mereka lakukan. Menakjubkan, makanan yang turun dari langit lebih banyak daripada milik dua lelaki sebelumnya. Keduanya heran, “Wahai Syekh, kepada siapa engkau bertawassul?” Tanya salah satu dari keduanya.

Syekh Abdurrahman menjawab, “Aku tidak akan memberitahu kalian kepada siapa aku bertawasul sebelum kalian memberitahuku terlebih dahulu, siapa yang kalian jadikan objek tawassul.”

Baca juga :

Keduanya serentak menjawab, “Syekh Abdurrahman Bajlhaban. Beliau adalah wali yang kami tawassuli. Beliau memiliki maqam yang tinggi di sisi Allah karena kesabaran beliau terhadap istrinya yang jelek perangainya.”

Syekh Abdurrahman kaget mendapati jawaban dari dua temannya, yang ternyata berhubungan dengan dirinya. Beliau pun pulang dan menceritakan kejadian tersebut kepada istrinya. Semenjak itu istri beliau bertaubat dari kejelekan perangainya.

Demikian kisah Abdurrahman Bajalhaban yang menjadi wali karena kesabarannya terhadap isteri yang perangainya buruk.


As-Syamsul Munirah fil Masail al-Fiqhiyah al-Multaqathah min ‘Iddati Kutubisy-Syafi’iyah fin Nikah, karangan Habib Ali bin Hasan Baharun (Hal. 295).

image_title
Pasang Iklan
Print Friendly and PDF
70692 23709 72900

Mau donasi lewat mana?

Mandiri a.n. Kholil Khoirul Muluk
REK (90000-4648-1967)
Bantu SantriLampung berkembang. Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Blogger and WriterCreator Lampung yang masih harus banyak belajar.

Suratku untuk Tuhan - Wahai Dzat yang kasih sayangnya tiada tanding, rahmatilah tamu-tamuku disini. Sebab ia telah memuliakan risalah agama-Mu. Selengkapnya

Donasi

BANK Mandiri 9000046481967
an.Kholil Khoirul Muluk